Jumat, 24 Juni 2011

Semarang: 5 Situs, 14 Jam dan Supra Fit

Candi Tugu
Pada satu ketika, 25 Juni 2010 ada undangan untuk berada di Semarang pagi hari. Dan jam 4.30 bersama kuda besi kemudian menuju semarang, dan itu juga berarti blusukan. Masih jam 6, ketika saya mengetuk pintu rumah adik di banyumanik, anak-anaknya pun masih tertidur lelap. Sambil melirik jam, lalu membatin "masih ada waktu 2jam untuk blusukan dulu". Dan segera meluncur menuju ke Tugurejo, ke Monumen Tugu yang menjadi batas antara wilayah Majapahit dan Pajajaran. Tugu yang dipugar jaman Belanda itu kini ditemani oleh Candi yang dibuat masa Orde Baru. Dan dari jalan masuk pemakaman Tugurejo sekitar 150 meter dari RSUD Tugurejo semarang, Candi Tugu tampak cantik dipagi hari, tracking di pagi hari akhirnya kulakukan.


Benteng Willem II
Beberapa saat kemudian saya sudah berada di lokasi "Undangan", siang dengan diselingi Jumatan, acara baru selesai, perjalanan berikutnya menanti. Saya tak memilih Lawang sewu, Gereja Blenduk, Klenteng Sam Po Kong atau Area Semarang Tua sebagai tujuan berikutnya, tapi menuju jalan pulang ! Benteng Willem II Ungaran yang terkunci menjadi pemberhentian saya berikutnya. Untuk membukanya hubungi Polsek Ungaran sebagai Juru Kunci-nya, langsung Ilang Feeling dah ... ya sudah dinikmati pintunya saja gpp.

Candi Ngempon
Candi Ngempon dan Petirtaan Derekan adalah pilihan berikutnya. Candi Ngempon berada di Bregas Kabupaten Semarang, dari Semarang sebelum Girisonta, ada jalan ke kiri. Ikuti saja jalan itu jaraknya sekitar 3km dari jalan raya Solo-Semarang, ada papan petunjuknya kok. Nanti anda akan belok kanan melewati jalan di antara pabrik dan kampung, sampai masuk hutan. Banyak orang berkerumun di pintu menuju hutan, bayar karcis 1.000 masuklah Hutan dengan motor anda (mobil cuma sampe kampung). Sekitar 3 menit, anda akan sampai di ujung Hutan, silahkan parkir motor di lokasi yang disediakan, lalu susurilah sawah menuju Candi Ngempon.

Patirtan Derekan
Petirtaan Derekan ada sekitar 200 meter dari Candi Ngempon, dipisahkan dengan sungai banjaran. Petirtaan Air panas ini ramai dikunjungi, dan merupakan situs yang baru ditemukan 2009. Arca-arca yang ditemukan sudah dibawa ke BP3 jateng di plaosan. Cara lain menuju lokasi ini dimana mobil bisa sampai di parkiran dekat petirtaan, ada jalan masuk dari Jalan raya Solo-Semarang, ada papan petunjuknya juga, sekitar 5km dari jalan raya. Selesai dari Derekan saya kembali ke arah Candi Ngempon, ke parkiran motor. Dari Jukir Candi Ngempon, dapat info situs Arca Ganesha di Bregas Lor yang dikenal masyarakat setempat "Reco Dul Jalal", sayang saya tak berhasil menemukannya meski sudah tanya sana-sini.


Candi Umbul
Ya sudah perjalanan menuju Pulang dilakukan, tapi masih ada tujuan yang perlu saya datangi sebagai BONUS setelah di iming-imingi oleh mas Pascal dan mas Rafael: Candi Umbul di Grabag Magelang. Ada papan petunjuk dari jalan Magelang - Semarang, jika menggunakan motor anda bisa masuk sampe lokasi, tapi jika mobil maka anda perlu berjalan kaki sekitar 100 meter. Mobil bisa parkir sampai pintu lokasi, jika ada masuk dari arah Grabag. Setelah puas motrek di Candi Umbul sayapun kungkum melepas lelah. Menuju jalan pulang saya memilih lewat Grabag, lalu lewat Pucang, senja yang datang memaksa saya melewatkan Situs Pucang dan masih misterius apa bentuk situsnya. Dan menjelang senja menghilang, sayapun tiba kembali di Jogja Utara, Home Sweet Home .... saatnya ngademke Silit, setelah 14 jam di atas motor

Sampai ketemu di perjalanan berikutnya, ingat selalu: NYANDI itu NYANDU ! 


oleh Cuk Riomandha pada 10 Juli 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar