Jumat, 24 Juni 2011

Sejuta Kabut*

Pituruh
Sejuta kabut turun perlahan
Merayap di jemari jalanan
Meratap, melolong lalu menjauh
Menggoreskan kesan ngeri di hati

Lembang
Sejuta kabut turun semalam
Mengetuk-ngetuk jendela kamarku
Meratap, melolong lalu menjauh
Menggaungkan kesan suram padaku

Gedongsongo
Lalu kusibak tirai hatiku
Kubuka lebar-lebar pintu jiwaku
Kuterjuni kabut yang di kakiku
Berbekal matahari
yang bernyala
yang membara

========================================
* ciptaan Indra Rivai & Iwan Abdulrachman (70an) 

Surabaya
Seperti hidup, kabut hadir secara misterius
Seperti hidup pula, menyibak kabut adalah lumrah
Menikmati Kabut: membiarkan ia datang dan pergi dengan misterinya
Adalah Hidup itu sendiri ....

(cuk - north jogja 26 Agustus 2010)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar