Senja rebah ditebang anginDi bulevar cemaraterdengar desing
Si Linglung berhenti ngungunApa yang bikin ia merasa pernah benar hidupdalam serentet gambar, fragmen-fragmen kartun
Sepi menyelundupmenggagap, menggerayang ruang dan waktuTangan dingin yang menyusup ke sakuPenasaran, membenam makin dalamtidak nemu apa-apa
Senja direbahkan anginCemara bulevar menggeleparkehampaan yang mendesing
Tiba-tibabetapa asing!
'Ini senja yang biasa saja',si Linglung mendengar suara
Seseorang setiap kaliharus melahirkan dirinya kembaliSetiap kali mencekiknya mati'di ujung jari, diujung jari'
----------------------------------------------------
*by Landung Simatupang, 1985
oleh Cuk Riomandha pada 29 Oktober 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar