Satu saat kelak dapat jadi peneduh
Meskipun hanya jasad bersemayam di sini
Biarkan aku tafakkur bila rindu kepadamu
Walau tak terucap aku sangat kehilangan
Sebahagian semangatku ada dalam doamu
Warisan yang kau tinggal petuah sederhana
Aku catat dalam jiwa dan coba kujalankan
Meskipun aku tak dapat menungguimu saat terakhir
Namun aku tak kecewa mendengar engkau berangkat
Dengan senyum dan ikhlas aku yakin kau cukup bawa bekal
Dan aku bangga jadi anakmu
Ayah aku berjanji akan aku kirimkan
Doa yang pernah engkau ajarkan kepadaku
Setiap sujud sembahyang engkau hadir terbayang
Tolong bimbinglah aku meskipun kau dari sana
Sesungguhnya aku menangis sangat lama
Namun aku pendam agar engkau berangkat dengan tenang
Sesungguhnyalah aku merasa belum cukup berbakti
Namun aku yakin engkau telah memaafkanku
Air hujan mengguyur sekujur kebumi
Kami yang ditinggalkan tabah dan tawakkal
Ayah aku mohon maaf atas keluputanku
Yang aku sengaja maupun tak kusengaja
Tolong padangi kami dengan sinarnya sorga
Teriring doa selamat jalan buatmu ayah tercinta
* "Ayah Aku Mohon Maaf" by Ebiet G Ade
==============================
tepat 100 hari wafatnya Gus Dur pada jumat 9 April 2010 pukul 3 sore, papa dipilih Allah untuk pulang kepada-Nya ... perasaan campur aduk antara lega, ikhlas maupun sedih menyelimuti kami semua. Tiga bulan terakhir, rumah sakit, infus, obat, sonde mengisi hari-harinya yang ditemani Kanker Hati, kemudian ginjal, pnemonia ... setelah mengalami pre-coma, cobaan itupun berakhir. Kami memang meneteskan air mata namun kami tak menangis tersedu ...
Papa ingin semua anaknya mengingatnya saat beliau masih hidup, kami bertiga tak sempat melihat langsung wajah papa terakhir kecuali via foto. Kami bertiga juga tak sempat melihat proses penyatuan papa dengan bumi, saya terlambat karena kena macet, didin memang tak ikut ke makam, hikmah tiba di surabaya malam hari ... namun minggu pagi kami semua mengunjungi papa ...
dan situasinya mungkin mendorong kami semua untuk tetap tersenyum, mulai karena air mati se surabaya membuat saya sempat mandi di stasiun, ambulance gala bola, atau adik saya yang keliru berdoa ketika malam2 langsung ke makam, juga revisi nama di nisan dari SE menjadi BE:
"papa iki kok bolak balik diwisuda ae yo ... wis tahu didadekno Ir saiki malah dadi SE"
"Ssst jangan rame-rame ... nanti yangkung bangun"
"pa, iki anakke kumpul kabeh nang kene ... sepurane mau bengi hikmah keliru nyekel nisan sebelah ..."
pada hari itu bisnis pemakaman lagi bagus, ada 7 pemakaman dilakukan di TPU Babat Jerawat Benowo, saya yang terlambat masih uman pemakaman shift 2 yang dibawa oleh Ambulance Gala Bola, ambulance yang sebetulnya disiapkan untuk pertandingan sepakbola di lapangan banjarsugihan ...
ketika tahu aku suka blusukan, sebetulnya papa juga ingin ikut ... tapi kami tak sempat lagi berburu makam dan petilasan sawunggaling yang sempat kami rencanakan ...
Yo wis pa ... beristirahatlah dengan tenang, iki aku muter lagu Ebiet G Ade penyanyi senengane papa ...
oleh Cuk Riomandha pada 13 April 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar