Selasa, 21 Juni 2011

Papa, Aku Mohon Maaf


Dan pohon kemuning akan segera kutanam 
Satu saat kelak dapat jadi peneduh 
Meskipun hanya jasad bersemayam di sini 
Biarkan aku tafakkur bila rindu kepadamu 



pengumuman ...

Walau tak terucap aku sangat kehilangan 
Sebahagian semangatku ada dalam doamu 
Warisan yang kau tinggal petuah sederhana 
Aku catat dalam jiwa dan coba kujalankan 


foto2 saat terakhir ...

Meskipun aku tak dapat menungguimu saat terakhir 
Namun aku tak kecewa mendengar engkau berangkat 
Dengan senyum dan ikhlas aku yakin kau cukup bawa bekal 
Dan aku bangga jadi anakmu 


till death do (not) us apart

Ayah aku berjanji akan aku kirimkan 
Doa yang pernah engkau ajarkan kepadaku 
Setiap sujud sembahyang engkau hadir terbayang 
Tolong bimbinglah aku meskipun kau dari sana
 

"papa iki kok bolak balik diwisuda ae yo ... wis tahu didadekno Ir saiki malah dadi SE"

Sesungguhnya aku menangis sangat lama 
Namun aku pendam agar engkau berangkat dengan tenang 
Sesungguhnyalah aku merasa belum cukup berbakti 
Namun aku yakin engkau telah memaafkanku 


merevisi SE menjadi BE ...

Air hujan mengguyur sekujur kebumi 
Kami yang ditinggalkan tabah dan tawakkal 


smile !! you're on father's grave

Ayah aku mohon maaf atas keluputanku 
Yang aku sengaja maupun tak kusengaja 
Tolong padangi kami dengan sinarnya sorga 
Teriring doa selamat jalan buatmu ayah tercinta


* "Ayah Aku Mohon Maaf" by Ebiet G Ade

==============================
tepat 100 hari wafatnya Gus Dur pada jumat 9 April 2010 pukul 3 sore, papa dipilih Allah untuk pulang kepada-Nya ... perasaan campur aduk antara lega, ikhlas maupun sedih menyelimuti kami semua. Tiga bulan terakhir, rumah sakit, infus, obat, sonde mengisi hari-harinya yang ditemani Kanker Hati, kemudian ginjal, pnemonia ... setelah mengalami pre-coma, cobaan itupun berakhir. Kami memang meneteskan air mata namun kami tak menangis tersedu ...

Papa ingin semua anaknya mengingatnya saat beliau masih hidup, kami bertiga tak sempat melihat langsung wajah papa terakhir kecuali via foto. Kami bertiga juga tak sempat melihat proses penyatuan papa dengan bumi, saya terlambat karena kena macet, didin memang tak ikut ke makam, hikmah tiba di surabaya malam hari ... namun minggu pagi kami semua mengunjungi papa ...

dan situasinya mungkin mendorong kami semua untuk tetap tersenyum, mulai karena air mati se surabaya membuat saya sempat mandi di stasiun, ambulance gala bola, atau adik saya yang keliru berdoa ketika malam2 langsung ke makam, juga revisi nama di nisan dari SE menjadi BE: 
"papa iki kok bolak balik diwisuda ae yo ... wis tahu didadekno Ir saiki malah dadi SE" 
"Ssst jangan rame-rame ... nanti yangkung bangun"
"pa, iki anakke kumpul kabeh nang kene ... sepurane mau bengi hikmah keliru nyekel nisan sebelah ..."

pada hari itu bisnis pemakaman lagi bagus, ada 7 pemakaman dilakukan di TPU Babat Jerawat Benowo, saya yang terlambat masih uman pemakaman shift 2 yang dibawa oleh Ambulance Gala Bola, ambulance yang sebetulnya disiapkan untuk pertandingan sepakbola di lapangan banjarsugihan ... 

ketika tahu aku suka blusukan, sebetulnya papa juga ingin ikut ... tapi kami tak sempat lagi berburu makam dan petilasan sawunggaling yang sempat kami rencanakan ...



Yo wis pa ... beristirahatlah dengan tenang, iki aku muter lagu Ebiet G Ade penyanyi senengane papa ...


oleh Cuk Riomandha pada 13 April 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar