Rabu, 22 Juni 2011

Catatan Pendek dari Lereng Merapi

22 November 2010
Seperti biasa, Alin termasuk yang selalu datang paling pagi di sekolah, namun tak seperti biasa Senin ini adalah hari penting bagi Alin, karena ia akan bertemu dengan kawan-kawannya lagi, ia akan sekolah lagi, bertemu dengan bu guru yang masih terpaksa nglaju dari Klaten menuju Turi

Alhamdulillah, setelah perjalanan panjang sejak awal November 2010 dan mulai minggu malam kemarin, kami sudah berkumpul kembali di rumah tercinta: Turi

kami memang mencintai abu-abu
Ya Allah, Gusti Hyang Maha Akbar, terimakasih telah memberi kami kesempatan untuk meng-Alam-i dan mengingatkan kami betapa Engkau adalah Sang Maha Kuasa.

Kepada Merapi, terimakasih atas kesempatan yang kau berikan kepada kami untuk belajar mencintai abu-abu

Kepada Mbah Marijan, terimakasih atas suri tauladan yang kau berikan pada kami tentang bagaimana menjaga Amanah dan setia kepada Ma'rifat

Kepada Mbah Rono, terimakasih atas segala petunjuknya yang terpercaya, Insya Allah jika anda maju pada 2014 nanti saya tak akan GOLPUT lagi (meski untuk partai aku tetap tak akan memilih)

Kepada Kang Marsis, terimakasih telah memberi kesempatan kami untuk belajar bagaimana Borobudur hidup bersama Merapi

Kepada kerabat dan sahabat, terimakasih telah berbagi kekhawatiran dan doa yang tulus kepada kita semua

saling melirik, bersiap rebutan ... kembali ke "hidup"
Kepada para seluruh Relawan dan seluruh Penyintas, terimakasih telah memberi kami pelajaran bagaimana seharusnya membantu dan bagaimana seharusnya dibantu ...

Kepada pemerintah yang menyediakan barak pengungsian, terimakasih telah membuat kami bersilaturahmi dengan banyak orang, juga kepada masyakarat yang membantu para penyintas dengan caranya sendiri: Satu Keluarga Satu Sodara !

Kepada pohon-pohon yang luruh karena abu, terimakasih telah mengajarkan kepada kami bagaimana cara bersujud

Kepada media televisi yang intens mewarta ... terimakasih telah mengajari kami untuk yakin dan memahami apa arti kata Lebay!

Kepada para pihak-pihak yang menyebut bencana ini akibat dosa, terimakasih telah memberi kesempatan kepada kami menjadi "pendosa" utama dan kemudian belajar ikhlas menerimanya ....

Terimakasih semuanya ....

kembang sal (Sorea robusta Gaertner f)
Namun Merapi pun masih berdendang, ia tak pernah ingkar janji
"Kerja-kerja" tentu belum selesai ... justru kita baru memulainya

Tak hanya soal hilangnya (anggota) keluarga, hilangnya rumah, rebahnya pohon salak, matinya ternak, rumah penuh debu dan pasir merapi

Ini adalah soal bagaimana "meraih hidup" kembali, hidup yang (semoga) lebih baik dari sebelumnya

Mewarna-warni kembali hidup abu-abu dengan kecantikan yang sama
Tidak mudah memang, tapi tetap harus dilalui dan dijalani ...

Jadi, para SAHABAT MERAPI ...
TETAP SEMANGAT, SELALU WASPADA, PANTANG PANIK dan CIHUY !

oleh Cuk Riomandha pada 22 November 2010


Tidak ada komentar:

Posting Komentar