Jumat, 24 Juni 2011

Milad BOL BRUTU: Shi Quan Shi Mei !

Sepuluh Oktober Dua Ribu Sepuluh, setahun BOL BRUTU! Perjalanan setahun lalu dimulai ke Situs Kyai Sadrach. Setelah itu pula, beberapa lokasi tlah kita datangi, baik secara keroyokan maupun secara personal. Kali ini, kita berhimpun ke Muntilan, tawaran Pande Ketut Taman dan Feintje Likawati untuk menggunakan istananya sebagai lokasi berkumpul tentu saja tak elok dilewatkan. Inah yang datang dari Batavia jam 2 pagi, kemudian berada di rombongan pertama bersama Mas Ayu, Erson dan Putu Sutawijaya dengan mobil dari Sangkring. Rombongan kedua terdiri dari 3 laki-laki terlalu matang berangkat dari Minomartani: Kris Budiman, Arief Sukardono dan Bambang Suseno. Rombongan terbanyak berangkat dari Hotel Borobudur Jombor: Aku, Caesar Marnandel, Ninuk Retno Raras, Ida Fitri, Wisnu Hermawan, Hairus Salim dan anaknya, Niko Nyariwatu dan perempuannya, serta Edy Hamzah. Rafael dan Istri dan Tuan Rumah sudah stand by di Muntilan.

BOL BRUTU dan Langit Biru
Setelah meletakkan sesaji pesta di Istana Boo-Boo dan semuanya berkumpul, perjalanan memburu batu dimulai. Tujuan awal adalah Situs Gunung Gono yang berada dekat dengan titik keberangkatan, namun demikian seperti kebiasaan BOL BRUTU, rombongan brompiet KEBLASUK! Rute pun diubah langsung ke Komplek Candi Sengi, dimulai Candi Asu Sengi dahulu yang terletak di depan sebuah sekolah. Kami pun kemudian juga berjalan menyusuri ladang lombok dan tomat untuk menuju Candi Pendem Sengi. Selepas sesi pemotretan bersama ala BOL BRUTU, kita kemudian membawa tubuh dan alat transportasi kami menuju Candi Eksotik di pinggir sungai: Candi Lumbung Sengi. Menuju lokasi kami juga menyusuri sawah dan ladang cabe yang cantik. Candi Lumbung Sengi mulai tampak mengkhawatirkan, bagian belakang hanya berjarak sekitar 1 meter dengan batas tebing/jurang, sangat rawan longsor.

Gana dan Arca Wudel
Setengah dua siang, kami beranjak dari Candi Lumbung Sengi menuju Situs Gunung Gono yang secara administratif masuk ke Banyubiru, Dukun Magelang. Petunjuk situs ini adalah Makam KH Mukri, sesepuh dan penyebar islam di daerah setempat. Untuk menuju lokasi kita harus masuk ke dalam kampung, kami menitipkan kendaraan di rumah penduduk sebelum jalan mendaki sekitar 10 menitan. Ada cungkup Kyai Mukri dan Nyai Mukri serta beberapa makam lain di luar cungkup. Sekitar 25 meter dari makam naik ke atas lagi, terdapat sebuah Yoni ukuran cukup besar yang terguling, di sebelahnya terdapat sebuah Arca yang terbelah hingga hanya menyisakan perut dan kaki-nya saja, eh iya udel-nya masih ada lho. Konon pada masa lampau, terdapat komunitas Hindu serta banyak arca-arca dan batu-batu candi di Gunung itu. Menurut pak alias, KH Mukri tersebutlah yang "menepikan" situs disitu termasuk menggulingkan Yoni serta menggunakan batu dan kepala arca sebagai pondasi sebuah Masjid. Secara tak sengaja kami semua telah melakukan Ziarah Gana, karena Komplek Candi Sengi, sangat kuat relief Gana-nya, dan Situs Gunung Gono bernama demikian karena dahulu disana terdapat Arca Gana. Pas dengan Milad BOL BRUTU yang menggunakan GANA sebagai Logo-nya.

Sesaji dan Para Shaman
Milad BOL BRUTU kemudian menjadi Shi Quan Shi Mei atau "sempurna di setiap sisinya" setelah kami semua tiba dalam keadaan lapar dan dahaga di Istana Boo-Boo. Mie Gepeng Goreng, Siomay, Pasta, Salak, Bolen, Arem-Arem, Getuk Trio, Misoa Goreng, Lumpia, Lapis, Empal, Pepes Ikan, Garang Asem, Kopi Bangli, Wedang Secang, Bir Dingin, Air Mineral dan lain-lain menjadi sesaji Milad BOL BRUTU. Cukup brutal kami berusaha menghabiskan, namun masih banyak makanan yang memaksa beberapa di antara kami harus cukup sigap dengan plastik 1 kiloan untuk membawa pulang beberapa makanan itu. Kami juga menemukan sebuah "Kasus Penggelapan Gula Batu" yang dilakukan oknum Sangkring berinisial MP, karenanya ia tak jadi ikut di perjalanan kali ini he he he. Bu Jenni dengan 2 mutiaranya telah menunggu di Istana Boo-Boo sejak sore dan Cik Koni bergabung sekitar jam 4 sore. Sekitar 17.15 sebagian rombongan termasuk aku harus pamit menuju Jogja. Kami masih menyempatkan diri untuk sekali lagi melakukan sesi pemotretan bersama, dengan fotografer profesional: Arief Sukardono! Azan Maghrib berkumandang ketika aku telah bercengkrama dengan Alin dan Zora di Jogja Utara, zora sempat merajuk ketika aku bilang "Ayah bawa oleh-oleh" dia malah minta "Ale-Ale" ...

Bol Brutu (Courtesy of Arief Sukardono)
Hari ini, 10-10-10 minggu yang Shi Quan Shi Mei : Setahun BOL BRUTU ... semoga kita semua berbahagia dunia dan akherat ! Sampai Jumpa di perjalanan berikutnya. Ingat selalu: NYANDI ITU NYANDU !

oleh Cuk Riomandha pada 10 Oktober 2010


1 komentar: