Roti dari tapioka ini konon adalah oleh-oleh khas Jogja sejak zaman Gubjen AWL Tjarda Van Starkenbourgh Stackhouwer. Arti nama Kolmbeng berasal dari bahasa Jawa "kolo mbiyen" (= zaman dahulu) . Roti ini, pada masa lampau banyak dijual dibawah sirene Pasar Bringharjo, produksi massal home industri dari Purwokinanti dan Gunung Ketur, Pakualaman. Roti ini rasanya manis ditengah cembung dan moprol (kruimels) di pinggir.
Sejak 1974, roti ini hadir lagi di Beluran Sidomoyo Godean Sleman. Selepas ditinggal pergi oleh sang istri, pak Saryono meneruskan bisnis keluarga ini bersama anak mantunya. Ia hampir tak pernah menitipkan dagangannya ke orang lain, hanya menjual kepada pelanggan setia yang mampir ke rumahnya. Produksinya pun terbatas, semampunya atau sesuai pesanan.
Pak Saryono sempat mengatakan kalau seorang ia sering juga didatangi oleh Jurnalis, "kados njenengan" he he he. Sahabat saya Sartono dari Tembi juga telah meliput dan mendokumentasikannya mulai dari membuat adonan sampai mengemasnya. Saya tak cukup beruntung, karena ketika mampir kesini Pak Saryono telah selesai melakukan proses produksi. Roti ini rasanya hampir sama dengan Roti Kembangwaru Kotagede, hanya manisnya Kolmbeng sedikit rasa jahe serta terdapat irisan kenari di bagian tengahnya.
Jika anda tertarik untuk bersilaturahmi dengan Pak Saryono dan menikmati Kolmbeng-nya. Silahkan menuju Beluran Sidomoyo Godean Sleman, tepatnya terletak diantara jalan yang menghubungkan Godean dengan Cebongan Mlati. Roti dijual dalam 2 bungkus paket, Paket isi 5 seharga lima ribu rupiah, dan isi 10 seharga sepuluh ribu rupiah, menarik dicoba sebagai teman teh hangat ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar