ada batu
tenggelam
jauh
di dasar
sudah lama
sangat lama
tapi barangkali masih diingatnya sore itu
waktu tanganku yang marah penuh cemburu
menjumput dan melemparkannya
mencabut dia dari menungnya di bawah pohon nangka
sungguh kuingin dia, karena alasan yang begitu saja,
ingat saat itu malam ini, sama terusik gerimis panjang
penjara airnya gelap berat dan dingin
sementara sekap risauku lembab dan asing
dalam gigil udara yang aneh
waktu mengulurkan sesuatu kembali
dan aku takut menyambutnya hanya sendiri
kuingat sobatku, batuku:
maka kulepas tanganku kanan lalu kiri
mereka berenang dan menyelam
maka kuceburkan kaki, kanan dan kiri
mereka menyelam dan mencari
maka kuselamkan tubuh, kubenamkan kepala
......... hanya lumpur lumut ganggang
di tepian kolam waktu membeku. sombong membisu
tangannya terlipat, tak terulur lagi padaku
di atas meja dalam kamar kutemu batu
merenung nyala lampu.
tanganku yang gatal dan geram melemparkannya keluar.
kudengar jerit lalu suara tubuh mencebur kolam:
aku
tak lain tak bukan. kuyup dan sendiri. menggapai. pelan
tenggelam. dalam gigil waktu yang ganjil kau ulurkan
tangan padaku.
sepi yang teka-teki
tariklah aku
ke lubukmu
----------------------------------------------------------------------
*by Landung Rusyanto Simatupang, 1979
cocok juga kayaknya buat BOL BRUTU he he he,matur nuwun mas Landung karena pernah menulis puisi BATU ini ...
oleh Cuk Riomandha pada 21 Oktober 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar