Bunga-bunga hanya menangis di malam hariKetika kau tertidur terlelap mimpiSetiap kau bangun membuka pintuMereka menyambutmu dengan senyuman
Sungguhpun menua juga, masih setia, seramah bisaMereka mengisak dalam gelapKetika lampu kamarmu lama sudah kau padamkanDan tak kau tahu lagi risik angin berkepanjangan
Lalu jika suatu kali di dini pagikau melihat bintik-bintik air di pipi merekadan kau tanyakan mengapaengkau dijawab titis itu turun dari langit yang selalu jauh
Kau tersenyum dan bunga-bunga itu membalasmu dengan manissambil menggoyangkan kepala mengibaskan air dari wajah merekaSeperti biasa, kau berangkat setelah mengunci pintuJuga kau tak tahu betapa mereka termangu memandang kepergianmuKau hanya melihat mereka ramah dan gembira kembalimenyapa langkah letihmu di halaman
Bunga-bunga hanya menangis di jantung malamSampai saatnya merebah ke tanahTukang kebunmu membuang bangkai mereka
=======================================
*oleh Yohanes Rusyanto Landung Laksono Simatupang, dicomot dari "Sambil Jalan: 115 Sajak Pilihan 1970-1995" (Yogyakarta 1999: 33)
oleh Cuk Riomandha pada 31 Januari 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar