Rabu, 22 Juni 2011

Bunga-Bunga*

Planggatan
Bunga-bunga hanya menangis di malam hari
Ketika kau tertidur terlelap mimpi
Setiap kau bangun membuka pintu
Mereka menyambutmu dengan senyuman

Madukismo
Sungguhpun menua juga, masih setia, seramah bisa
Mereka mengisak dalam gelap
Ketika lampu kamarmu lama sudah kau padamkan
Dan tak kau tahu lagi risik angin berkepanjangan

Jetis
Lalu jika suatu kali di dini pagi
kau melihat bintik-bintik air di pipi mereka
dan kau tanyakan mengapa
engkau dijawab titis itu turun dari langit yang selalu jauh

Mendut
Kau tersenyum dan bunga-bunga itu membalasmu dengan manis
sambil menggoyangkan kepala mengibaskan air dari wajah mereka
Seperti biasa, kau berangkat setelah mengunci pintu
Juga kau tak tahu betapa mereka termangu memandang kepergianmu
Kau hanya melihat mereka ramah dan gembira kembali
menyapa langkah letihmu di halaman

Lembang
Bunga-bunga hanya menangis di jantung malam
Sampai saatnya merebah ke tanah
Tukang kebunmu membuang bangkai mereka

=======================================
dicuri dari FB-nya mas Landung
*oleh Yohanes Rusyanto Landung Laksono Simatupang, dicomot dari "Sambil Jalan: 115 Sajak Pilihan 1970-1995" (Yogyakarta 1999: 33)

oleh Cuk Riomandha pada 31 Januari 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar