Perjalanan BOL BRUTU kali ini agak overload karena ternyata Rafael mengajak istrinya, jadi agak sedikit berdesakan dengan formasi penyerangan 2-4-3. Striker: Erson dan Danang Sutawijaya, Gelandang: Nismara, Raf Selomerto, Kris Budiman dan Janda Mao AYK. Back: Yustony, Bambang Suseno dan aku. Dari Sangkring, rombongan menjemput aku, kris dan pak bambang di Turi, lalu menjemput Rafael sarimbit di New Armada. Kamipun kemudian meluncur ke Gedongsongo !
Selasa 17 Agustus, tentu saja kami pitulasan di Gedongsongo. Perjalanan Jogja-Magelang sempat berhenti beberapa kali. Di Jambu Ambarawa, semua menjadi syaiton untuk mempertebal iman pak Bambang. Krupuk Samiler kenangan menjadi kedapan dalam perjalanan menuju Gedongsongo. Kita sempat berhenti lagi di Pom Bensin Bandungan, untuk setor cairan di Toilet. Perutku agak bermasalah memang, selepas sahur sampai jam 6 pagi aku sudah mencret pedes-panas-perih sampai 3 kali, jadi jam 7 aku sudah minum Diapet. Karena sudah pakulinan tentu saja "mencret" bukan hal yang mengganggu perjalanan, hanya memang "sayangnya" aku jadi ndak puasa hari ini. Pada perjalanan ini aku menyerahkan kembali tugas sebagai bendahara BOL BRUTU Trip ke Rafael.
Dalam perjalanan ketika melewati Bedono, sepertinya Syech Puji begitu terpatri di sanubari Danang Sutawijaya, sehingga perjalanan yang memang fun ini, menjadi semangkin cihuy melihat Syech Putu sangat usil selama di Gedongsongo. Mulai foto bersama ABG, memaksa ABG berpose tempel pipi, sampai mengintervensi ABG pacaran di dalam tenda biru ... tak lupa juga menggusah pasangan yang sedang berasyik-masyuk di lereng bukit dasamuka ... hi hi hi ... bukan apa-apa sih, cuma memang beliau usil untuk menjaga perasaan Erson sahaja ... mestinya memang bawa papan: "DILARANG PACARAN DI DEPAN ERSON !"
Di Gedongsongo yang hanya ada Lima Kompleks Candi (GEDONG I, II, III, IV dan V) itu, Erson memang membawa trumpet, lumayan kok ... meski Blero dan seperti menyanyikan Sample Song (30 detik mandeg) karena mengkis-mengkis. Ia berhasil mengusik perhatian orang sekitarnya, mulai nenek-nenek sampai anak-anak ... meski cuma berbisik dan terlihat sedikit mencibir. Tapi bolehlah masuk indikator keberhasilan awal, "shocking and terror" melalui bunyi trumpet. Setelah pak Putu membawa kertas lukis di candi sukuh, kini Erson membawa trumpet ... cukup menginspirasi dan menghiburku yang gagal membawa martabak, tahu bunder dan pastel yang tertinggal di pagar rumah dalam tas kresek hitam. Hiks, sungguh sebuah Tragedi!
Di Gedongsongo, kami sangat menikmati waktu dan suasana ... sekitar jam 4 sore kami masih ada di GEDONG V, setelah melihat dari kejauhan sekelompok manusia melakukan ritual di GEDONG III. Sembari menghabiskan crackersnya pak Bambang, kami menunggu rombongan tersebut hingga tiba di GEDONG V. Hujan mulai turun ketika mereka mulai ritual, mungkin suara trumpet Erson membuat awan menjadi pekat. Dalam hujan kita kemudian menuruni Gedongsongo menuju Ambarawa, rencana ke Vihara Bukit Kalong ditunda lain waktu. Sekitar 5 menit sebelum adzan magrhib kami tiba di Banaran Cafe untuk berbuka puasa. Cobaan buat pak Bambang belum berakhir, setelah melihat orang merokok, makan, minum sepanjang perjalanan ... crackresnya dihabiskan dan tidak diganti, eh ketika berbuka ia mendapat giliran terakhir untuk menyantap Nasi Gorengnya. Puasa pak Bambang semoga sempurna mempertebal iman, dan kami juga (semoga) mendapat pahala membuat pak Bambang bertambah imannya. Hikmah dari orang yang berpuasa adalah, sepanjang perjalanan Pak Bambang adalah yang paling fokus dan cepat untuk mengamati yang bening-bening dibanding yang lain!
Setelah rafael turun di alun-alun magelang, malam kami nikmati dengan singgah ke rumah kawan pak putu di Muntilan. Dalam keadaan gelap saja sudah terasa lebar dan luasnya rumah seniman ini, apalagi kalau dikunjungi pas siang hari. Aku hutang album-album LEO KRISTI dalam bentuk digital pada beliau, mohon diingatkan! Tungkak mulai terasa sakit, setelah mulai terpincang-pincang sejak di parkiran Gedongsongo ketika mau pulang.
Tepat pukul 21.15 menit kami tiba di Turi. Aku, KB dan pak Bambang turun di nDalem pa-CUK-an, dan kemudian mereka pulang ke haribaan masing-masing. Lhadalah sekitar jam 01.00 ternyata kok ya pada masih buka fesbuk lho he he he ... akhirnya ngedemke tungkak sebelum sahur ...
Sampai ketemu di perjalanan berikutnya ... NYANDI ITU NYANDU !
oleh Cuk Riomandha pada 18 Agustus 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar