Sabtu, 28 Juli 2012

Kisah Cinta dalam Sepiring Rawon


Sejuta Kabut turun semalam
mengetuk-ngetuk jendela kamarku
meratap melolong lalu menjauh
(Abah Iwan)

Gerimis datang semalaman, tapi kami melewatkan malam demi pagi
beberapa hari lalu aku dan istri sudah berjanji untuk berkencan
susur sungai oya berdua mencoba belajar mengayuh biduk
Alin dan Zora juga tlah setuju untuk membiarkan kami berduaan
Cinta itu tak terlampau rumit

Hei dik, Sepasang wangwung di lubang kunci
Hei dik, Getar sayapnya ke hatiku
(Leo Kristi)

Sarapan telah tandas pagi tadi dan kami bersiap karenanya
Salam cium serta senyum dari Alin dan Zora menyempurnakan pagi kami
Gunungkidul telah menanti kencan kami berdua dengan antusias
Aku melajukan kereta besi dari Jogja Utara menuju Selatan
Sebuah perjalanan Cinta

Aku hanya ingin mencintaimu
seperti kisah syair kecil
mendekap nyanyian jiwa
(Mukti-Mukti)

Hujan turun sejak Wonocatur, kami berjubah, antusias tetap hadir
Pada satu belokan sebelum belik Patuk kami tergelincir
ketika akan mencoba melewati bis dari sisi kiri, pasir menghadang
Roda belakang bis bergeram melintasi persis di tepi tempat kami rebah
kami saling mencari, sama-sama takut kehilangan ... 
kami berdua menggemakan Cinta melalui istighfar dan tahmid

Aku tidak tidur, Manis
hanya merapatkan mata
pada bantal kamar yang gelap
(Ary Juliyant)

Orang baik ada dimana-mana, kami di Puskesmas Patuk sejenak kemudian
Aku berbaring di "Ruang Super Pell", pasir bercampur kulit dibersihkan
Tiga jahitan menutup luka yang sedikit menganga di lutut
Istriku hanya lecet seukuran koin di lututnya, Alhamdulillah ...
Pada darah-darah itu mengalir Cinta

Kasihku jika dari awan yang kelabu
titik hujan membawa melodi
akulah milikmu
(Syech Abidin, Artur Kaunang, Sonatha Tanjung)

Jejak darahku baru saja dibersihkan di lantai
Kami memutuskan menuju Jogja Utara, aku masih bisa di depan
Dua Mawar dan Jeruk Limau masih sempat kami beli di Jakal
Biarlah kami cari telinga motor kami lain hari ...
Rumah: kami kemudian bercumbu dengan "Cinta dalam Sepiring Rawon"

Cinta kamipun berlanjut ... 
Perjalanan akan dimulai lagi dari rumah
Terminal Cinta kami ...
Terimakasih, Tuhan atas hari ini ...

Jogja Utara, 1 Saka 1934

diunggah di fesbuk oleh Cuk Riomandha pada 23 Maret 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar