Sabtu, 28 Juli 2012

Kawan Sam, situne memang Organik Sekali!


Saya mengetahui dan kemudian (terpaksa) berkenalan dengan Samuel Indratma kira-kira adalah antara 2000-2005 (saya lupa tepatnya kapan). Saat itu ia masih bergerilya dengan Apotik Komik-nya, saya bahkan sempat mengoleksi beberapa edisi-nya (duh nang endi saiki, yo?). Saya bertemu dengan beliau-nya di Nandan, markasnya Primanto Nugroho, tempat saya juga mencari sesuap nasi saat itu. Sebelum itu, nama Ade Tanesia justru lebih popular di tempat saya nongkrong di UGM. Antropolog-wati yang akhirnya terjebak menjadi pasangan hidup Samuel Indratma. Guyonan Kabudayan Lor dan Kidul untuk menyebut gerombolan UGM dan ISI sering muncul saat itu, “Kawan Sam” (demikian saya suka menyebutnya) dan Agung Leak seingat saya adalah orang yang sering mempopulerkannya untuk sekedar mengolok-olok orang seperti Kirik Ertanto, Primanto Nugroho dan (mungkin, tentu saja) Ikun SK serta Kris Budiman.

Selepas itu, saya hijrah bekerja di luar Jogjakarta (2006-2009), Samuel Indratma pun tinggal sejarah dalam ingatan saya. Hingga kemudian teman saya di dunia maya (multiply) si “Kura-kura Biru” tiba-tiba mampir ke rumah saya di Jogja Utara. Ia menyebut bahwa ketika di Jogja ia tinggal di rumah Samuel Indratma. Ia pun kemudian bercerita tentang kiprah Kawan Sam dengan “orkes moral”-nya memuralkan masyarakat dan memasyarakatkan mural. Saya akhirnya tahu siapa orang dibalik gambar-gambar yang selalu saya nikmati dalam temaram senja ketika kereta yang membawa saya pulang, melewati Stasiun Lempuyangan hingga kemudian Tugu!

Saya mulai menyadari betapa mintilihir-nya Kawan Sam buat Jogjakarta, sejak itu. Ditegaskan kemudian menjelang akhir 2009, selepas saya mulai kenal dengan Putu Sutawijaya (yang kemudian tergendam dengan BOL BRUTU). Sebagai salah satu “orang penting” di Bienalle Jogja Sepuluh, ia merespon dengan santai beberapa gugatan. Gayanya tak berubah, sama seperti ketika pertama saya ketemu di Nandan: santai, intonasi ceria, tapi sanggup “menggok” ha ha ha. Saya kira Kawan Sam memang berpotensi menjadi orang yang “berbahaya”, semacam ideolog. Ini dibuktikannya dengan kiprahnya di FMI bersama Encik Krishna dan kawan-kawan dengan “kampanye” melalui Facebook. Apalagi setelah ia potong rambut, bersama FMI ia sanggup membuat “Kabudayan Mletho-SeloAdiluhung” dan menggilas “Kabudayan Jogja Lor” yang terlalu sibuk dengan urusan mageri kampus. Saya kira menjelang 2014 saingan FMI tinggal FPI dan BOL BRUTU, ha ha ha ha.

Saya memang kehilangan pembukaan pameran “Andap Asooy”, yang artinya saya kehilangan keceriaan dan kehangatan nan pliket dari para sahabat FMI dan (tentu saja) BOL BRUTU. Sehari kemudian, menjelang Azan Maghrib saya akhirnya bisa berziarah ke Sangkring Art Project, untuk wisikyang saya dapatkan secara syahdu dalam kesendirian di antara karya Kawan Sam. Kecurigaan saya soal betapa Ideolog-nya dia belum terbantahkan. Kawan Sam begitu menguasai soal “place dan space” untuk memajang karya. Kehangatan rumah tanpa atap dengan semua pintu terbuka, sepasang kursi panjang di “halaman belakang” seolah ingin menujukkan urusan keterbukaan serta dialog kepada liyan. Wajah-wajah yang terpajang di seantero ruang, seolah mengajari kita soal kehidupan sehari-hari. Kotak-kotak setengah terbuka berisi wajah-wajah dan berbagai “alat kehidupan” pun demikian. Seolah berkisah soal tips bagaimana kita bertemu dan merespon berbagai wajah yang kita temui sehari-hari. Kalaupun ada yang menggangu buat saya adalah foto-foto yang berisi karya yang diletakkan selepas tangga, toh itu juga manusiawi dan lumrah adanya.

“Disinyalir cara berpikir saya itu seperti puzzle. Kadang nggak genap. Pangkal di mana dan ujung di mana itu saya abaikan,” demikian ujar Kawan Sam. Saya kira ini hanya sekedar eufimisme saja, karena hasil wisik dari ziarah yang saya lakukan membisikkan kalau Samuel Indratma adalah orang yang sangat berbahaya, ideolog yang selo!

Kawan Sam, situne memang Organik Sekali! …. Tabik !
Salam sungkem … Andap Asooy

Jogja Utara, 18 April 2012

Foto & Teks:
Cuk Riomandha
(Bukan Pengamat Seni)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar