Sabtu, 13 Oktober 2012

Haiku Kunjorowesi-Dharmawangsa



(1)
menyisir pagi
tapak nafas mengalir
menjemput rindu


(2)
griya pawitra
di altar dharmawangsa
ku mengingat-Mu!

Oktober 2012

==========
Candi Dharmawangsa,
Gunung Gajah Mungkur Penanggungan,
Tlogo, Kunjorowesi, Ngoro Mojokerto. 

Foto oleh CR & EH

*Haiki haku sinahu Haiku :-p

On FB, 10 Oktober 2012

5 komentar:

  1. wah...keren ya petualangan ziarahnya...hehe

    http://www.zamzamizainuddin.com/2012/10/berwisata-ke-tanah-rencong-aceh.html

    BalasHapus
  2. Tulisan yang menarik, kunjungi blogku juga ya pak.bu, mas dan mbak!. Tak ada yang lebih menyedihkan dan mengharukan dari kisah Mangir pembayun, seperti juga ketika saya bersimpuh di makam Pembayun di Kebayunan Tapos Depok Jawa Barat, bersebelahan dengan makam anaknya Raden Bagus Wonoboyo dan makam Tumenggung Upashanta, kadang sebagai trah Mangir, aku merasa bahwa akhirnya mataram dan mangir bersatu mengusir penjajah Belanda di tahun 1628-29, cobalah cermati makam cucu Pembayun yang bernama Utari Sandi Jayaningsih, Penyanyi batavia yang akhirnya memenggal kepala Jaan Pieterz Soen Coen pada tanggal 20 September 1629, setelah sebelumnya membunuh Eva Ment istri JP Coen 4 hari sebelumnya, kepala JP Coen yang dipenggal oleh Utari inilah yang dimakamkan di tangga Imogiri, Spionase mataram lagi lagi dijalankan oleh cucu Pembayun dan ki Ageng Mangir, http://pahlawan-kali-sunter.blogspot.com/2013/01/makam-nyimas-utari-sandijayaningsih-

    BalasHapus
  3. Misi om... saya berkunjung ke blog njenengan :)

    BalasHapus
  4. Rahayu.
    Om Swastiastu.
    Saya turut mengapresiasi kegemaran Anda mengunjungi situs-situs kuno dari masa Hindu Buddha. Semoga Sanghyang Tunggal senantiasa memberkati Anda.
    Adipati Sasrabahu.

    BalasHapus